Kaltengonline.com – Berdasarkan data terbaru dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) per 1 Desember 2024, enam wilayah di Kalteng telah terdampak banjir. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalimantan Tengah, Ahmad Toyib, melaporkan bahwa bencana banjir telah melanda sejumlah kabupaten/kota dengan berbagai tingkat dampak.
Ia menjelaskan, di wilayah Kota Palangka Raya tinggi air mencapai 61 cm di empat kecamatan, yakni Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Pahandut. Banjir merendam 17 kelurahan/desa, berdampak terhadap 15 kepala keluarga (KK), 142 bangunan rumah, dan 41 fasilitas umum.
Selanjutnya, di Kabupaten Pulang Pisau, wilayah terdampak adalah Kecamatan Jabiren Raya, dengan satu sarana pendidikan yang turut terdampak. Bergeser ke Kabupaten Kotawaringin Timur, banjir dengan keting-gian air 50 cm merendam 2 kecamatan dan 2 kelurahan/desa, ber-dampak pada 148 KK, 6 fasilitas umum, dan 4 KK harus mengungsi. Sementara itu, di Kabupaten Kotawaringin Barat, sebanyak 97 jiwa terdampak di 2 kecamatan dan 3 kelurahan/desa. Termasuk 2 rumah dan 3 fasilitas umum terkena imbasnya.
Lebih lanjut ia menyebut, banjir juga terjadi di Kabupaten Kapuas, melanda 1 kecamatan dan 2 kelurahan/desa, berdampak terhadap 291 jiwa, 6 bangunan rumah, serta 9 fasilitas umum.
“Kalau di Kabupaten Lamandau tinggi air mencapai 80 cm di 1 kecamatan dan 5 kelurahan/desa. Sebanyak 189 KK dengan total 757 jiwa terdampak, 8 jiwa di antaranya mengungsi. Banjir juga merusak 26 bangunan rumah dan 12 fasilitas umum,” bebernya.
Toyib menambahkan, jumlah total jiwa terdampak mencapai 1.145 orang. Selain itu, ada 176 bangunan terdampak banjir, yang tersebar di 6 kabupat-en/kota yang telah disebutkan. “Curah hujan yang berbeda-beda dapat memicu banjir di berbagai wilayah. Kami imbau BPBD kabupaten/kota untuk terus memantau daer-ah rawan banjir, serta menyiapkan peralatan evakuasi guna mengan-tisipasi potensi bencana,” tandasnya.
Di sisi lain, masyarakat diimbau untuk selalu siaga, terutama di daerah yang rawan banjir. Pemerintah daerah juga diharapkan meningkatkan koordinasi dengan BPBD setempat, untuk memastikan kesiapan dalam meng-hadapi situasi darurat.
“Langkah-langkah pencegahan, seperti membersihkan saluran air dan membuat tanggul darurat, juga disarankan untuk mengurangi dampak lebih lanjut dari bencana ini,” katanya. (ko)