DWP UPR Gelar Seminar Nasional di Peringatan Hari Kartini
Palangka Raya, Kaltengonline.com – Dalam rangka memperingati Hari Kartini ke-146, Universitas Palangka Raya (UPR) bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) UPR menggelar Seminar Nasional bertema “Peran Perempuan sebagai Penggerak Perekonomian Keluarga dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional”, yang di laksanakan di Aula Rahan Lantai II, Gedung Rektorat UPR. Pada Rabu (16/4/2025).
Acara ini turut dihadiri oleh Rektor UPR Prof. Dr. Ir. Salampak, M.Sc., Ketua TP-PKK Provinsi Kalimantan Tengah Aisyah Disyah Agustiar Sabran, Ketua DWP UPR, Ny. Rosana Salampak, S.E., M.Si serta para pimpinan dan anggota Dharma Wanita dari berbagai lembaga.
Dalam sambutannya, Rektor UPR, Dr. Ir. Salampak, M.Sc., menyampaikan bahwa krisis pangan global saat ini merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi bersama. Ia menekankan pentingnya peran perempuan dalam mengurangi food loss dan food waste, dua masalah utama dalam sistem pangan Indonesia.
“Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dan kesepuluh di dunia dalam hal food waste. Sekitar 14 juta ton sampah makanan dihasilkan tiap tahun, yang seharusnya bisa memberi makan 129 juta orang,” ujar Prof. Salampak.
Peran ibu-ibu sangat penting dalam hal ini baik dalam mengatur dapur, mendidik anak-anak, maupun saat memesan makanan di luar. Maka, mari kita kampanyekan gerakan zero food waste.
Sementara itu, Ketua TP-PKK Provinsi Kalteng, Aisyah Tisyah Agustiar Sabran, yang sekaligus membuka seminar secara resmi, menyoroti pentingnya peran perempuan sebagai fondasi keluarga sekaligus motor penggerak ekonomi.
“Kami di PKK mendorong pemanfaatan lahan pekarangan untuk menanam tanaman bermanfaat seperti cabai dan bumbu dapur. Ini bagian dari upaya menekan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan keluarga,” ujarnya.
Aisyah juga mengingatkan bahwa perempuan memegang peranan penting dalam dunia UMKM, pertanian, dan komunitas lokal.
“Saya juga ingat dulu, di rumah Ibu saya suka berkebun bumbu dapur gak beli, lebih hemat. Di samping rumah, nenek saya tanam pisang, mangga, rambutan. Itu bentuk ketahanan pangan juga, peran keluarga.” ujarnya
Ia bahkan menyinggung perlunya perlindungan terhadap perempuan dan anak di tengah meningkatnya kasus kekerasan seksual, termasuk yang terjadi di lingkungan akademik.
“Kita harus menjaga norma dan kaidah di lingkungan kampus agar tidak terjadi kekerasan seksual antara dosen dan mahasiswa,” tegasnya.
Ia berharap hasil dari seminar ini bisa menjadi masukan berharga bagi pemerintah daerah dalam merancang kebijakan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Ia juga mengapresiasi Universitas Palangka Raya sebagai institusi yang telah melahirkan banyak alumni berprestasi.
“Mari terus bergerak bersama membangun Indonesia yang lebih tangguh, adil, dan sejahtera dari Bumi Kalimantan Tengah,” tutupnya. (wel)