Secara terpisah, Pastor Paroki Katedral St Maria Palangka Raya, Pastor Patrisius Alu Tampu mengatakan, gereja yang hidup harus hidup sepanjang masa.
“Memang sangat kurang dengan panggilan untuk menjadi imam, khususnya di paroki katedral. Sehingga menjadi tantangan berat untuk menumbuhkembangkan panggilan ini,” kisahnya.
Sudah banyak yang dilakukan, mulai dari melibatkan anak-anak dalam kegiatan misdinar, Sekami, OMK dan lainnya. Namun masih terus berproses untuk melahirkan calon-calon biarawan dan biarawati. Tapi semuanya itu membutuhkan waktu untuk terus berkembang.
“Ini semua perlu kerja sama yang baik bersama masyarakat dan unsur terkait, agar dapat menanamkan semangat generasi muda, menjadi pelayan Tuhan dengan kami di biarawan biarawati,” tutupnya. (*/ens)
Mengunjungi Gereja Katolik Tertua di Kalteng yang Masuk Cagar Budaya
