Melihat Minat Baca di Era Digital
Setiap 14 September diperingati sebagai hari kunjung perpustakaan. Bertepatan dengan momen ini, Kalteng Pos mengunjungi perpustakaan yang ada di Kota Cantik Palangka Raya. Banyak perubahaan yang terjadi di tempat penyimpanan berbagai sumber ilmu pengetahuan itu.
AKHMAD DANI- IRPAN JURAYZ, Palangka Raya
PERPUSTAKAAN menjadi gudang ilmu yang banyak menyimpan ilmu pengetahuan. Semuanya berguna bagi kemaslahatan hidup manusia. Karena itu, eksistensinya dianggap penting. Kesadaran akan pentingnya keberadaan perpustakaan inilah yang membuat pengurus perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispursip) Kota Palangka Raya senantiasa meningkatkan kualitas perpustakaan.
Kepala Bidang Perpustakaan Dispursip Kota Palangka Raya Lily Hadiyanie mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan agar makin banyak pengunjung yang datang untuk membaca, sehingga makin meningkat pula angka minat baca masyarakat Palangka Raya.
Upaya meningkatkan minat baca masyarakat, Dispursip punya satu program yaitu meningkatkan kualitas sarana perpustakaan. Peningkatan kualitas sarana berupa renovasi ruangan perpustakaan menjadi lebih elok dilihat dan nyaman bagi pengunjung. Selain itu disiapkan kafe, ruang diskusi bagi pembaca, dan ruangan khusus untuk anak-anak bermain.
“Dengan begitu masyarakat akan betah berlama-lama di perpustakaan,” tuturnya.
Usaha yang dilakukan itu cukup membuahkan hasil. Tiap hari ada saja yang mengunjungi perpustakaan, walaupun jumlah pengunjungnya fluktuatif. Hal ini diamati oleh pustakawan senior (ahli madya) Ninik Listiyanti yang terlibat langsung dalam memberikan pelayanan pencarian bahan pustaka bagi pengunjung. Dari sejumlah orang yang mengunjungi perpustakaan, anak-anak sekolahlah yang paling banyak berkunjung.
“Paling sering ke perpustakaan ini anak-anak sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi,” sebutnya.
Selain anak-anak sekolah, lanjut Ninik, terkadang orang dewasa juga datang berkunjung. Beberapa di antaranya berprofesi sebagai pegawai. Mereka datang untuk mencari buku-buku bacaan sesuai kebutuhan.
“Kalau anak-anak sekolah sering mencari buku pelajaran untuk tugas sekolah mereka, tapi kalau pegawai biasanya membutuhkan referensi-referensi terkait tugas mereka di kantor, seperti membuat paparan,” jelasnya.
Mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan ragamnya bahan bacaan, pihaknya telah menyiapkan buku-buku dengan beragam genre untuk memenuhi kebutuhan pengunjung.
“Ada buku umum, filsafat, psikologi, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi dan ilmu terapan, kesenian dan olahraga, kesusastraan, geografi, dan ilmu sejarah,” tuturnya.
Di antara berbagai genre itu, yang paling banyak jumlahlah adalah buku terkait teknologi dan ilmu terapan.
“Jumlahlah 600 judul, terbanyak kedua itu buku-buku agama, disusul buku ilmu sosial, dan terakhir buku fiksi,” bebernya.
Dari sekian banyak buku yang tersedia, yang paling sering dipinjam pengunjung adalah buku nonfiksi berupa ilmu terapan seperti teknologi dan keterampilan praktis, menyusul buku fiksi dan buku anak-anak.
Mekanisme peminjaman buku cukup sederhana. Siapa pun yang ingin meminjam buku, terlebih dahulu harus mengurus kartu keanggotaan agar terdaftar menjadi anggota perpustakaan. Jika sudah terdaftar, maka bisa meminjam buku apa pun dengan jumlah maksimal tiga buku untuk jangka waktu dua minggu.
Dalam upaya meningkatkan minat baca, selain dengan mempercantik ruang perpustakaan dan memperbanyak ragam buku, Dispursip juga mulai mengepakkan sayap pelayanan dalam dunia digital, dengan menyediakan akses buku digital kepada masyarakat. Program ini diberi nama Titik Baca. Mekanisme peminjaman buku digital hanya dengan scan barcode yang tertera dalam spanduk. Sesuai namanya, program ini tersedia di beberapa titik sekitaran Kota Palangka Raya. Cukup dengan menautkan barcode yang tersedia, maka akan ditampilkan berbagai buku yang bisa dibaca.
“Untuk sementara hanya ada tiga, pertama di kantor dinas perpustakaan dan arsip, kedua di sekitaran kompleks perumahan Kecipir, dan ketiga di kompleks perkantoran wali kota,” katanya.
“Kami akan menambah lagi beberapa titik baca di berbagai kompleks, sehingga masyarakat lebih mudah mengakses bahan bacaan,” tambahnya.
Budaya membaca juga terus digaungkan oleh dinas perpustakaan dan arsip. Tercatat Perpustakan daerah (Perpusda) Kalimantan Tengah (Kalteng) memperlihatkan penambahan pengunjung. Pada tahun 2021 tercatat ada 2.230 pengunjung, sedangkan tahun 2022 sebanyak 5.330 pengunjung. Ada peningkatan pengunjung sebanyak 200 persen lebih. Namun data yang dihimpun itu berdasarkan catatan di OPAC Perpustakan Daerah Kalteng, yang mana tiap harinya ada lebih dari itu yang datang ke berkunjung ke perpustakan daerah.
Dari data yang dihimpun itu, sepanjangan tahun 2022 rata-rata pengunjung datang dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Tercatat ada 5.330 pengunjung, dengan rincian 3.653 mahasiswa, 218 PNS, 39 dosen, dan 25 guru.
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalteng Luqman Al Hakim menyebut bahwa pihaknya terus mempromosikan mindset terbuka. Yang dimaksud dengan terbuka adalah dalam hal pengelolaan. Bukan hanya sistem, tapi juga ekosistem. Pengelolaan sudah berbasis online. Mulai dari pencarian buku hingga pembuatan kartu anggota. Sedangkan secara ekosistem, perpusda terbuka untuk berbagai kerja sama dengan komunitas dan lembaga.
“Kami terbuka untuk kerja sama dengan siapa saja selama bisa membawa nilai positif untuk peningkatan literasi,” ucap Luqman.
Perpustakaan daerah juga menyediakan beberapa pojok baca atau posbaca di beberapa lokasi, baik di desa maupun instansi. Mobil perpustakaan keliling juga sering melayani permintaan komunitas dan masyarakat.
Di perpustakan daerah ini tersedia buku-buku berbagai kategori dan judul. Saat ini ada 31.781 judul buku dengan 103.912 eksemplar yang tersebar di ruang baca dewasa, remaja, anak, ruang fiksi, referensi, dan deposit. Ada layanan di deposit berisikan penulis lokal atau koleksi lokal. Juga ada banyak koleksi catatan sejarah dan budaya.
Untuk berkunjung ke perpustakaan daerah, tidak ada persyaratan apapun. Namun jika ingin meminjam buku, pengunjung akan diminta untuk mengurus kartu keanggotaan. Lukman juga menambahkan bahwa fasilitas perpustakaan daerah akan terus ditingkatkan. Bahkan ada ruangan untuk podcast.
Luqman menyampaikan bahwa pihaknya juga melakukan riset, karena tak sedikit yang datang ke perpustakaan daerah untuk mengerjakan tugas, termasuk skripsi.
“Kami juga melakukan riset, para pengunjung yang datang kebanyakan untuk mengerjakan tugas akhir, tapi ada juga yang sekadar mengisi waktu luang,” tuturnya.
Salah satu mahasiswa yang mengaku hampir tiap hari mengunjungi perpustakaan daerah yakni Alda Vania Raskita Simbolon dari Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya, karena sedang mempersiapkan judul skripsi untuk tugas akhirnya.
“Berhubung saya sudah di semester tujuh, jadi sedang mempersiapkan judul untuk tugas akhir (skripsi, red),” ucapnya.
Diakuinya bahwa perpustakaan daerah lebih elok dipandang dan nyaman ditempati setelah adanya renovasi. Karena itulah hampir tiap hari ia berkunjung ke perpustakaan untuk membaca buku-buku yang menarik dan memperluas pengetahuan.
“Meski tidak bisa membaca sampai selesai satu buku, tapi dalam sehari saya bisa menggunakan satu hingga dua buku untuk dibaca, terutama pada bab-bab yang saya butuhkan sebagai referensi untuk tugas akhir saya,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)