Tapak Tilas Tempat Kelahiran, Makam, dan Kapel Kenaikan Yesus

oleh
oleh
SEBELUM KE KAPEL: Rombongan perjalanan rohani bersama Flo Go mengabadikan momen di Bukit Zaitun berlatar belakang Dome of The Rock, Yerusalem, Sabtu (24/9).
BERSATU DALAM DOA: Natalin, owner Flo Go bersama peserta perjalanan rohani ketika mendoakan salah satu peserta di Kapel Kenaikan Yesus, Yerusalem, Sabtu (24/9).

Di tempat ini pula Yesus dipenjara sebelum dipertemukan dengan Pilatus keesokan hari. Kami bisa melihat dengan jelas penjara itu. Di depan tempat duduk jemaat untuk beribadah saat itu, ada lubang seperti sumur yang dipagari kaca. Kami bisa melihat ke bawah lubang ini. Menurut Elias, saat itu Yesus diturunkan ke dalam penjara tersebut dengan kedua bahu terikat tali. Diturunkan sampai paling dasar.

Beruntung kami mendapat kesempatan turun ke penjara paling bawah, tempat Yesus dipenjara. Di situ kami berdoa secara pribadi dan menaikkan pujian kepada Tuhan. Bangunannya berbatu. Tidak ada jendela. Tidak ada ventilasi. Bisa dibayangkan bagaimana kesendirian Yesus kala itu, sembari menunggu waktu diadili.

“Ada yang bertanya, bagian mana yang paling sakit ketika Yesus disalib, ada berbagai jawaban, tapi sekarang kita percaya mungkin bahu-Nya, karena saat diturunkan, lalu dinaikkan lagi esok harinya untuk dipertemukan dengan Pilatus, bahu-Nya sudah sakit, setelah itu Ia harus memikul salib menggunakan bahu-Nya sampai ke puncak Golgota,” tutur Elias, lelaki berusia 35 tahun itu.

Selanjutnya peserta diajak ke Garden Tomb, berlokasi di Nablous Road, Yerusalem. Tempat ini merupakan lokasi makam dan penyaliban Yesus di Bukit Golgota, versi umat Kristen Protestan. Sayangnya, saat itu kami tidak bisa mendekat. Hanya bisa melihat dari kejauhan sembari mendengarkan penjelasan dari guide Garden Tomb.

Setelah dibekali pengetahuan tentang Bukit Golgota, rombongan diajak mengunjungi kubur Yesus. Letaknya tak jauh dari Bukit Golgota (Yoh 19:28-42). Karena area kuburan tidak terlalu luas, harus bergantian untuk masuk. Hanya bisa 7 orang sekali masuk.

Tempat Yesus dimakamkan saat itu bentuknya bukan gua alami, tapi lebih mirip bebatuan yang dipotong dan dipahat untuk kuburan. Pada masa itu, yang memiliki kuburan dan taman anggur hanyalah orang kaya. Diyakini kuburan tersebut milik Yusuf dari Arimatea. Di sekitar lokasi itu ada tempat pemerasan anggur zaman kuno. Letaknya di sebelah kiri.

Sejak 1867, kata Yani, guide dari Garden Tomb, banyak pemikiran yang menyampaikan bahwa tempat itu adalah kebun anggur milik Yusuf dari Arimatea. Begitu pun dengan makam yang dipakai untuk menguburkan Yesus. Kemudian, lanjut guide yang lahir di Indonesia ini, bentuk original pintu masuk makam ini hanya separuh dari yang ada saat ini, yang telah ditinggikan oleh serdadu perang salib.

Di bagian atas pintu masuk kubur ini tertulis; “He is Not Here for He is Risen”. Setelah kami masuk, ternyata di dalamnya ada besi pembatas. Mungkin sengaja dibuat agar pengunjung tidak menginjak tempat mayat Yesus pernah dibaringkan.

Di tempat ini kami juga tidak bisa berlama-lama. Ada banyak pengunjung yang sudah antre. Di Garden Tom ini dibolehkan untuk menjalankan ibadah dan perjamuan kudus. Ada tempat yang disediakan oleh pengelola Garden Tom. 

Perjalanan kami hari itu tak sampai di situ. Masih dilanjutkan ke Gloria in Excelsis Deo, Betlehem. Kami berkesempatan memasuki Kapel Padang Gembala, tempat malaikat Tuhan menyampaikan kabar bahagia kepada para pengembala tentang kelahiran bayi Yesus di Kota Daud (Lukas 2:1-20). Dalam gereja ini kami menyanyikan lagu pujian berjudul “Hai Mari Berhimpun”. Selanjutnya rombongan diantar menuju Gereja Nativity, tempat kelahiran Yesus. Gereja yang dibangun abad IV ini dibangun di atas tempat Yesus dilahirkan. Dengan melihat lantai gereja ini, pengunjung bisa melihat mozaik abad keempat, gereja pertama yang dibangun. Sementara bangunan yang kami lihat saat itu sudah dipugar.  (bersambung/ala/ko)