Pendidikan alternatif menjadi pilihan bagi beberapa orang yang ingin menyekolahkan anaknya pada formulasi kurikulum yang berbeda dari banyak sekolah di Indonesia pada umumnya. Selain menyediakan jam belajar yang fleksibel, pendidikan alternatif juga dipilih sebab terdapat sejumlah terobosan agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
kaltengonline.com – Salah satu wujud pendidikan alternatif itu ternyata ada di Kota Cantik. Sekolah yang masuk dalam klasifikasi pendidikan alternatif itu bernama PKBM Homy School Palangka Raya. PKBM itu sekilas nampak sama seperti PKBM-PKBM lainnya, yaitu adanya ujian paket kesetaraan bagi para pelajar yang ada di sana. Namun, setelah digali lebih dalam, akan nampak perbedaan yang sangat mencolok dari PKBM-PKBM lain pada umumnya. Dari kurikulum yang diterapkan sampai pembelajaran yang dilakukan, memperlihatkan perbedaan yang cukup mencolok.
Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) PKBM Homy School Palangka Raya Lingga Adelina mengatakan, sekolah yang pihaknya kelola itu merupakan pendidikan alternatif yang menyediakan bagi anak didik kelas jenjang sekolah dasar seperti SD pada umumnya dan jenjang SMP/sederajat seperti pada umumnya juga. Dengan SD terdapat enam kelas dan SMP terdapat tiga kelas. “Kalau tingkat SD di sini sebutannya Primary School, kalau tingkat SMP sebutannya Secondary School,” jelas Lingga kepada Kalteng Pos saat ditemui di PKBM Homy School Palangka Raya, Jumat (23/12).
Terdapat 10 orang guru di sana. Guru-guru itu disebut sebagai tutor seperti pada PKBM lainnya. Para tutor itu akan mengajar di seluruh tingkatan kelas, dari kelas dalam tingkat primary (paket A) hingga dalam tingkat secondary (paket B). “Para tutor itu nanti gabung ngajarnya, sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkan, misalnya science di SD, kan ada science juga di SMP, jadi sama aja karena ilmu sealur saja,” jelasnya.
Jam sekolah cukup berbeda dengan sekolah formal. Dijelaskan Lingga, pada jenjang primary, peserta didik pada kelas 1-3 (lower primary) akan bersekolah sejak pukul 08.15 WIB sampai pukul 12.30 WIB, sedangkan untuk peserta didik pada kelas 4-6 (upper primary) dan secondary (tingkat SMP tadi) akan bersekolah sejak pukul 8.15 WIB sampai 13:30 WIB. Setiap Senin sampai dengan Jum’at.
Mata pelajaran yang diajarkan di sana sama seperti pada mata pelajaran pada sekolah formal, namun untuk pelajaran muatan lokal dan peminatan terdapat lebih beragam mata pelajaran yang ditawarkan untuk dipilih, seperti adanya pelajaran bahasa Mandarin, bahasa Jepang, Coding, eksperimen sains dan teknologi, art dan craft sampai pelajaran praktik seperti memasak. Hal itu merupakan salah satu wujud dari kurikulum yang diterapkan dengan menekankan pembelajaran melalui pengalaman langsung nyata.
Salah satu siswa bernama Alex yang berada di kelas II Primary mengaku kurikulum dan pola belajar yang ia rasakan selama bersekolah di sana sangat menyenangkan. “Pola belajarnya menyenangkan, saya merasa senang sekali belajar di sini, kami diberikan pelajaran seperti sambil bermain,” ungkapnya.
Kayton, siswi Homy School primary kelas V mengaku senang belajar di sana. “Di sini kakak-kakak mentornya baik, selain itu juga tidak ada juara-juara gitu, rangking-rangkingan,” ucapnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani mengatakan PKBM yang menerapkan kurikulum campuran seperti pada Homy School Palangka Raya itu hanya ada satu di Kota Palangka Raya. Ia menyebut PKBM tersebut selain disediakan untuk masyarakat lokal yang ingin bersekolah non formal juga disediakan untuk orang-orang luar negeri yang ingin menyekolahkan anaknya pada kurikulum seperti di negeri asalnya.
“Itu untuk melayani masyarakat dari luar negeri, orang-orang luar negeri yang punya pekerjaan di sini, mereka punya anak untuk disekolahkan, makanya untuk meng-handle itu diperlukan sekolah yang sesuai kebutuhan mereka, jadi khusus juga,” jelas Jayani kepada Kalteng Pos, Senin (26/12).
Jayani mengatakan pihaknya juga terus memantau berjalannya pembelajaran di Homy School Palangka Raya seperti sekolah lainnya. Ia juga mengatakan jika PKBM tersebut mengajukan bantuan dana untuk operasional sekolah, sama seperti sekolah lain juga, pihaknya akan memasukkan dalam list agar diberikan bantuan, bantuan bisa dalam bentuk hibah dan lain-lain.
“Kalau PKBM tersebut mengajukan sesuatu ya kita masukkan. Tahun kemarin kan pada 2021 itu banyak PKBM yang kita berikan bantuan dalam bentuk hibah, agar bagaimana dia bisa lebih optimal dalam melayani masyarakat, tentu kita beri bantuan,” tandasnya. (dan/ko)