
kaltengonline.com-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sukamara Ahmad Baironi mengaku siap kembali mencalon menjadi anggota dewan. Namun politikus PDI Perjuangan ini bukan mencalon lagi di kabupaten, namun “naik peringkat” ke tingkat Provinsi Kalimantan Tengah.
Bakal majunya dia ke pemilihan legislatif Provinsi Kalteng, bagi Baironi dianggap penting untuk mempercepat pembangunan bersinergitas.
Menurut Roni—sapaan akrabnya, isu yang akan dikawal pada Pemilu 2024 mendatang seperti Jembatan Jelai penghubung Sukamara dan Kalimantan Barat belum selesai, jalan penghubung antardesa dan kecamatan juga belum selesai.
‘Ccontoh tidak usah jauh-jauh, seperti jalan di Desa Kartamulia, Kecamatan Sukamara, yang biasa dilewati masyarakat itu rusak parah. Terus antara Desa Sukaraja dengan Desa Muntai lumpuh total.
Yang dulunya bisa dilewati pakai roda dua, kini sudah tidak bisa.
Yang jelas sarana dan prasarana penghubung antardesa dan antarkota,” ucap Baironi.
Dia mengatakan, untuk antardesa sangat penting, karena roda ekonomi masyarakat semua bertumpu pada jalan darat. “Apabila jembatan antara Kalbar dan Sukamara memang tembus, nanti akan menjadi sentral ekonomi.
Jadi intinya untuk memperlancar arus ekonomi antara provinsi jika untuk jembatan. Jika yang di desa tentunya untuk mempermudah akses semua mobilitas masyarakat,” jelasnya.
Roni berharap, pembangunan yang ada, tidak setiap tahun rehab, yang artinya pekerjaan-pekerjaan yang ada itu benar-benar memenuhi standar kualifikasi.
“Ke depannya, siapa pun yang bekerja, khususnya di Kabupaten Sukamara harus betul-betul sesuai spek dan benar-benar, agar anggaran tidak habis terbuang untuk setiap tahun melakukan perehaban,” harapnya.
Dia mengungkapkan, program yang udah tercapai di periode ini yakni yang diusulkan masyarakat dan tidak terakomodir pemerintah di situ dia masuk untuk memperjuangkannya.
Seperti jalan, dan gang, yang mungkin sudah diusulkan beberapa kali tapi belum diakomodir.
“Jadi saya masuk di situ, saya bantu, jembatan-jembatan, jalan desa, saya masuknya di situ. Karena sesuai dengan kewenangan kami, ada istilah kami reses untuk menyerap permohonan dan permintaan masyarakat yang masih kategori batas kewajaran.
Saya pribadi, bantuan yang saya bantu ke masyarakat adalah hal yang memang dianggap perlu.
Dalam hal ini ada yang berupa bantuan fisik, UMK juga bagian pertanian itu yang kita support, yang mungkin ini sudah mereka ajukan berkali-kali tapi dengan alasan tidak ada dana. Jadi di situ saya membantu masya rakat. Yang penting saya berbuat, biarlah masyarakat yang menilai,” tandasnya. (nhz/ens/ko)