Proyek Nasional Ganggu Lalu Lintas

oleh
oleh
MACET PARAH: Kendaraan mengantre lebih dari lima jam di ruas Jalan Trans Kalimantan, tepatnya di Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren, Pulang Pisau, Senin (9/10). Kemacetan terjadi karena sedang ada proyek pembangunan siring kiri dan kanan jalan.

PALANGKA RAYA-Beberapa pekan terakhir, pengendara dari Palangka Raya menuju Pulang Pisau (Pulpis) maupun sebaliknya tak sedikit yang mengeluh. Bagaimana tidak? Ketika melintasi jalur trans Kalimantan itu, tepatnya di Desa Tanjung Taruna, Kecamatan Jabiren, kemacetan lalu lintas tak terhindarkan.

Kendaraan roda dua, roda empat, hingga angkutan barang tersendat hingga berjam-jam saat melintasi ruas jalan yang masuk wilayah Kabupaten Pulpis itu. Kemacetan hingga satu kilometer tersebut dikarenakan adanya proyek nasional pembangunan siring sisi kiri dan kanan jalan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalteng.

Kemacetan lalu lintas akibat pekerjaan proyek nasional tersebut mendapat sorotan dari kalangan dewan. Anggota DPRD Kalteng dari daerah pemilihan V (meliputi Kapuas dan Pulpis), Yohanes Freddy Ering menyebut, kemacetan lalu lintas di Desa Tanjung Taruna tersebut sudah tidak lazim, karena terjadi begitu lama, bahkan lebih dari lima jam.

“Kemacetan di daerah lain tidak sampai memakan waktu seperti itu. Kami seminggu lalu sempat macet di situ, mulai dari setelah salat Magrib hingga pukul setengah 12 malam baru bisa lewat,” ungkap Freddy kepada Kalteng Pos, Senin (9/10).

Ketua Komisi I DPRD Kalteng itu menilai proyek yang dibangun itu memang bagus. Namun proses pengerjaannya perlu diperhatikan. Dalam hal ini, satuan kerja perlu mengevaluasi.

Karena jalan tersebut merupakan satu-satunya akses, menurut Freddy, seharusnya para pekerja memiliki alternatif. Politikus PDIP itu menyebut perlu ada rekayasa lalu lintas selama proses pengerjaan proyek itu.

“Harusnya ada rekayasa lalu lintas, seperti sistem buka tutup atau separuh-separuh pengerjaannya. Jadi teknisnya yang perlu diperbaiki,” ucapnya.

Baca Juga:  Waspada, Beras Oplosan Beredar di Kalteng

Freddy menilai kemacetan lalu lintas memunculkan kerugian yang sangat besar. Khususnya pada sektor ekonomi, karena distribusi barang jadi terlambat. Di sektor kesehatan, urusan merujuk orang-orang sakit ke Banjarmasin akan terhambat. Karena itu, ia menyarankan proyek tersebut dihentikan sementara waktu dan boleh dilanjutkan setelah diatur rekayasa lalu lintas.

“Disetop dahulu pengerjaannya, lalu diatur rekayasa lalu lintasnya, diatur juga teknis pengerjaannya, biar lalu lintas bisa berjalan lancar dan pengerjaan proyek pun tetap berjalan,” tuturnya.

Urai Kemacetan, Skema Buka Tutup Jalan Diterapkan Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Kalteng Kombes Pol RS Handoyo mengatakan, pihaknya sudah menurunkan pasukan Patroli Jalan Raya (PJR) dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pulpis untuk mengurai kemacetan yang terjadi di wilayah setempat.

“Personel PJR baru selesai mengurai kemacetan di Desa Kameloh dan sudah bergeser ke Desa Tumbang Nusa. Mereka baru tiba dan sudah bersama Kasatlantas Polres Pulpis mengurai kemacetan di Tumbang Nusa,” kata Handoyo saat dihubungi Kalteng Pos via WhatsApp, Senin pagi menjelang siang (9/10).

Handoyo mengatakan, berdasarkan situasi terakhir yang dipantau oleh personel kemarin, kondisi jalanan berlumpur karena tidak ada saluran pembuangan air di lokasi, sehingga menyebabkan beberapa kendaraan terjebak.

“Kami memberlakukan skema buka tutup arus lalu lintas untuk mengurai kemacetan yang diakibatkan oleh proyek pengerjaan siring jalan,” ucapnya seraya menyebut jumlah personel yang bertugas mengurai kemacetan sebanyak sepuluh orang, terdiri dari dua orang anggota dari Satuan PJR, yakni Ipda Warjoko dan Bripka Karman, serta delapan orang anggota Satlantas Polres Pulpis yang dipimpin langsung Kasatlantas Polres Pulpis AKP Nurhadi. (ko)