PALANGKA RAYA-Media sosial dan grup WhatsApp di Kalteng dibuat gaduh oleh viralnya video berdurasi 3 menit 43 detik yang diberi judul: Waspada beras palsu. Dalam video itu disebutkan bahwa beras yang dikonsumsi mengandung racun. Pengonsumsi mengaku bukannya perut kenyang, tetapi justru badan makin lemah. Beras yang dikonsumsi itu bermerek SPHP dan merupakan beras yang dikeluarkan Bulog.
Menyikapi video yang beredar luas itu, yang menyatakan beras bulog mengandung racun dan palsu, Kepala Pimpinan Wilayah Bulog Kalimantan Tengah (Kalteng) Budi Cahyanto dibantu pihak-pihak terkait segera melakukan penelusuran. Alhasil, ditemukan bahwa video tersebut direkam oleh Jahar dan diperankan oleh Nurlinawati, warga Kelurahan Langkai, Kota Palangka Raya.
Budi mengatakan tidak akan melanjutkan kasus ini ke ranah hukum. Hanya saja, pihaknya meminta Jahar dan Nurlinawati membuat konten atau video testimoni untuk mengklarifikasi.
“Kami tidak akan melanjutkan ini ke jalur hukum, hanya saja kami minta mereka untuk membuat satu video testimoni, jadi nanti kami akan kasih beras Bulog SPHP, biar mereka coba lagi dan beri penilaian sesuai yang mereka rasakan,” ucap Budi di Kantor Kelurahan Langkai, Kamis (12/10), dengan menghadirkan dua orang tersebut.
Beras yang dikeluarkan oleh Bulog merupakan beras yang juga disalurkan pemerintah melalui operasi pasar murah. Selain itu, beras jenis ini juga diperjualbelikan oleh pedagang. Sehingga dapat dipastikan bahwa beras ini aman dikonsumsi masyarakat. Hampir semua orang mengonsumsi beras tersebut. Karena itu, Budi berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh dan tetap mengonsumsi beras keluaran Bulog dan beras pemerintah.
Jahar dan Nurlinawati secara terbuka juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Palangka Raya karena telah menimbulkan kegaduhan melalui video yang dibuat mereka.
“Pernah kami memviralkan video mengandung racun ataupun plastik, ternyata beras ini layak untuk dikonsumsi. Kami minta maaf,” ucap keduanya bersamaan.
Klarifikasi itu dihadiri pihak Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Kota Palangka Raya dan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kota Palangka Raya.
“Hari ini kami sudah memanggil serta bertemu pembuat video. Hasil pertemuan tadi, vidio tersebut tidak benar. Pelaku Nurlinawati sudah mengakui bahwa video itu dibuat spontanitas saja setelah melihat video yang beredar di media sosial,” kata suprianto selaku Kasubnit Ekonomi Polresta Palangka Raya. (ko)