BOGOR – Direktur Pusat Pengembangan IPTEK dan Inovasi Gambut (PPIIG) Universitas Palangka Raya, Hendrik Segah PhD beserta tim telah menghadiri, serta memaparkan hasil penelitian pada kegiatan Workshop Nasional dan Dialog Global Landscape Forum dengan topik “Pembelajaran dari Pendekatan Yurisdiksi untuk Pengembangan Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kampus CIFOR-ICRAF dan KLHK, Bogor, Kamis (12/10).
Workshop yang diselenggarakan oleh Center for International Forestry Research (CIFOR) tersebut merupakan bagian dari program penelitian yang telah dilakukan oleh CIFOR – INCRAF bekerjasama dengan beberapa mitra, salah satunya adalah Pusat Pengembangan IPTEK dan Inovasi Gambut (PPIIG) Universitas Palangka Raya.
“Penelitian yang diusung oleh CIFRO – INCRAF tersebut bertema Scaling jurisdictional approaches in the Indonesian palm oil sector” yang bertujuan untuk mengembangkan tata kelola perkebunan kelapa sawit yang lestari dengan berbasis pada pendekatan yuridiksi,” kata Hendrik.
Penelitian tersebut telah dilaksanakan sejak tahun 2022 dan saat ini dalam masa penjajakan pada skala nasional. Lokus dari penelitian ini berada di empat Kabupaten yaitu Kabupaten Pelalawan di Provinsi Riau, Kabupaten Sintang di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Pulang Pisau di Provinsi Kalimantan Tengah.
Acara ini sendiri dibuka secara resmi oleh Prof Dr Herry Purnomo, MComp selaku Senior Scientist & Indonesia Country Director CIFOR-ICRAF, sekaligus memaparkan latar belakang, serta temuan awal penelitian Pembelajaran dari Pendekatan Yurisdiksi untuk Pengembangan Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan ini.
Tim Peneliti dari PPIIG – UPR sendiri diwakili oleh Hendrik Segah, PhD selaku ketua tim peneliti untuk memaparkan hasil temuan tim di dua Kabupaten yaitu Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Hendrik menyampaikan kondisi persoalan sawit berkelanjutan serta progress dari RAD – PKSB (Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan) dari kedua Kabupaten Tersebut. Tidak hanya itu saja, dia juga menyampaikan beberapa hasil pendekatan yuridiksi terhadap solusi dalam pengembangan kebijakan Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia khususnya didua Kabupaten diatas.
Selain dihadiri oleh Tim Peneliti dari PPIIG – UPR, kegiatan workshop ini juga dihadiri mitra peneliti lainnya dari Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Sintang yaitu JIKALAHARI dari Kabupaten Pelalawan, FKMS (Forum Komunikasi Masyarakat Sipil) dari Kabupaten Sintang serta OPD (Organisasi Pemerintah Daerah) dari seluruh empat Kabupaten tersebut. (ko)