kaltengonline.com – Penjabat (Pj) Bupati Barito Selatan (Barsel) Deddy Winarwan berkesempatan menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional (Semnas) di Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (21/10).
Semnas tersebut bertajuk Digital Governance: Peluang dan Tantangan. Pria yang merupakan lulusan cum laude S3 Ilmu Kebijakan Publik UGM ini memaparkan pentingnya peran pemimpin yang inovatif. Hal itu agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas layanan serta daya saing daerah.
Dalam semnas yang digelar dalam rangka memperingati Lusrum ke 6 itu, pria yang merupakan Direktur Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas Daerah Ditjen Otda Kemendagri ini menambahkan perlunya berinovasi dalam digitalisasi tata kelola pemerintahan.
“Saat ini, Kabupaten Barsel dalam menerapkan digital governance masih menghadapi berbagai tantangan, diantaranya adalah keterbatasan anggaran, blindspot signal komunikasi, SDM, literasi digital serta keamanan data. Tata Kelola pemerintahan digital perlu menekankan pada multi manfaat bagi masyarakat, dan menghindari memunculkan kebingungan karena banyaknya aplikasi,” Jelas Deddy Winarwan.
Ia menyebutkan ada berbagai sudut pandang dari beberapa pembicara. Misal, dari Prof Dr Agus Pramusinto menyampaikan digitalisasi semestinya tak hanya sebatas jargon. “Contohnya izin penelitian sudah diurus secara online, namun hasilnya masih harus diambil secara manual ke Jakarta,” tambahnya.
Dalam penerapan Digital Governance di Kabupaten Barsel, dirinya juga sudah mengambil langkah-langkah melalui delapan program prioritas. Pertama, Penguatan Birokrasi dan Pelayanan Publik, Kedua, pembangunan sistem informasi SIDUTA untuk pelayanan Dukcapil, dan melahirkan Gerai ‘Malewu’.
Ketiga, penanganan stunting, inflasi dan kemiskinan ekstrem melalui gerakan bapak dan bunda asuh stunting. Keempat, Ganta Ma Tumpuk atau datang langsung, bisa disebut mengunjungi, bertemu dan berbincang bincang dengan warga masyarakat di 86 desa, tujuh kelurahan dan enam kecamatan dan pembangunan infrastruktur di enam kecamatan.
“Yang kelima peningkatan kehidupan beragama. Contohnya Gerakan Sholat Subuh dan Sholat Jumat Keliling ke seluruh desa di Barsel. Keenam, pelestarian budaya Dayak melalui pemberian mata pelajaran muatan lokal di sekolah dan pelaksanaan lomba pidato bahasa Dayak di sekolah,” tambahnya.
Kemudian, program pembentukan call centre dan help desk untuk menampung aspirasi masyarakat melalui Itah Lapor. Terakhir peningkatan kesejahteraan tenaga guru honorer dan RT/RW melalui penambahan jumlah insentif sebesar 100 persen.(ena/ila/ko)