kaltengonline.com – Keadaan drainase yang tertutup di beberapa bangunan saat ini menjadi pemicu potensi banjir yang mengancam sejumlah wilayah di Kota Palangka Raya, berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari masyarakat dan ekosistem. Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya, Khemal Nasery, menyoroti kesadaran diri masyarakat terkait kondisi drainase yang tertutup bangunan, yang dianggap sebagai permasalahan serius. Meskipun telah diatur dalam peraturan Sistem Gangguan Hidrologi (SGH), seperti minimal jarak membangun bangunan dari area badan jalan, kesadaran masyarakat untuk menerapkan aturan tersebut masih rendah.
“Seharusnya masyarakat mengimplementasikan aturan SGH, khususnya dalam membangun bangunan dengan memperhatikan jarak minimal dari badan jalan,” ujar Khemal Nasery kepada Kalteng Pos, Senin (11/12).
Faktor kesulitan memberikan kesadaran kepada masyarakat menjadi salah satu kendala utama. Bahkan dalam hal-hal kecil seperti membuang sampah di parit atau drainase, masih banyak masyarakat yang kurang memperhatikannya. Khemal menegaskan bahwa saat banjir terjadi, pihak yang sering disalahkan adalah Pemko Palangka Raya, meskipun sebelumnya telah dilakukan pembangunan drainase dan jalan-jalan. Namun, kurangnya pemeliharaan dari masyarakat menjadi penyebab utama.
Oleh karena itu, sebagai legislator dari Partai Golkar, Khemal Nasery mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan tidak hanya mengandalkan pemerintah setempat untuk membersihkan drainase. Ia menekankan bahwa kesadaran masyarakat harus dibangun dan dipelihara, seperti membersihkan selokan atau drainase setidaknya satu minggu sekali agar air tetap dapat mengalir dengan lancar.
Jika kesadaran masyarakat terhadap hal ini tidak dibangun, Khemal menekankan bahwa akan terjadi sedimentasi dan pedangkalan, mengakibatkan air tidak mengalir secara optimal dan menyebabkan genangan air di banyak jalan Kota Palangka Raya. Ia memberi contoh perbandingan dengan masa kepemimpinan Wali Kota Palangka Raya, Pak Fairid Naparin, pada tahun 2022, di mana normalisasi drainase di Jalan Temanggung Tulung berhasil mencegah banjir akibat hujan lebat.
Dengan tegas, Khemal memperingatkan bahwa kesadaran bersama masyarakat sangat penting guna menghindari munculnya asumsi negatif terhadap kinerja pemerintah. “Apabila terjadi banjir akibat hujan lebat, jangan hanya menyalahkan pemerintah. Hal itu sebenarnya disebabkan oleh ketidaksadaran masyarakat sendiri,” pungkasnya. (*ham/ko)