Kaltengonline.com -Akibat hujan yang mengguyur di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam dua hari terakhir ini, ada dua Kecamatan yang dilanda banjir, yaitu Kecamatan Cempaga dan Cempaga Hulu. Sejumlah warga mengungsi akibat rumahnya terendam. Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, Multazam, Minggu malam (18/2).
“Di Kecamatan Cempaga ada dua desa yang terendam banjir yaitu Desa Rubung Buyung dan Desa Patai. Rumah warga yang terdampak berada antara jembatan Batas antara Desa Rubung dan Desa Bukit Raya berjumlah lima Kepala Keluarga (KK), ketinggian air kurang lebih 1,7 meter, kalau di Desa Patai, Jalan Tjilik Riwut Km 47 dan 48 RT. 015 antara sungai Patai kecil dan Patai Besar, air mengenang di pekarangan rumah warga,” terang Multazam.
Sementara di Kecamatan Cempaga Hulu ada tujuh desa yaitu Desa Selucing, Pelantaran, Sungai Ubar Mandiri, Pantai Harapan, Bukit Raya, Sudan dan Parit. Multazam mengatakan, banjir di Cempaga Hulu ini meluas, yang kami cari adalah penyebabnya. Di sana memang ada Sungai Keruing yang juga mengalami peningkatan debit air kemudian menyebabkan banjir.
“Minggu sore kemarin kami melakukan asesmen di Desa Sungai Ubar Mandiri. Di lokasi tersebut terdapat lima RT dan setiap RT tergenang dengan total warga yang terdampak ada 96 KK, sementara Desa Pantai Harapan 90 KK, Bukit Raya 5 KK dan Sudan 198 KK, jadi totalnya didua kecamatan tersebut ada 9 desa dan 394 KK yang terdampak akibat banjir tersebut,” ucap Multazam.
Menurutnya ada beberapa titik di Desa Sungai Ubar Mandiri terendam dengan kedalaman 95 sampai 110 cm dari permukaan jalan. Berdasarkan keterangan warga setempat, debit air di desa tersebut sudah mulai surut namun sangat lambat. Adapun, akses jalan masuk desa yang sebelumnya terputus akibat banjir, kini sudah bisa dilalui, akan tetapi untuk jalan dalam desa masih sulit.
“Berdasarkan pantauan kami di lapangan, pihaknya menduga terjadi penyumbatan di saluran Sungai Ubar, sehingga aliran air tidak optimal yang menyebabkan desa di sekitarnya tergenang. Hal ini pun akan segera kami dikomunikasikan dengan instansi terkait, agar sungai tersebut dapat dinormalisasi, Dengan begitu dampak banjir seperti ini tidak terjadi lagi kedepannya,” kata Multazam
Selain desa Sungai Ubar Mandiri, debit air di desa lainnya juga bervariasi mulai dari 30 cm hingga satu meter, tetapi berdasarkan laporan terbaru debit air mulai turun seperti Desa Seluncing dan Pelantaran sudah surut, dan beberapa desa lainnya debit air masih naik.
“Banjir di Kecamatan Cempaga Hulu ini meluas, saat ini kami mencari penyebabnya. Memang di sana ada Sungai Keruing yang juga mengalami peningkatan debit air kemudian menyebabkan banjir, tetapi kami akan lihat dilapangan terlebih dahulu agar kita lakukan sehingga kita mengetahui penyebabnya,” tutupnya. (bah/ans/ko)