kaltengonline.com – Aktivitas pertambangan bauksit yang dilakukan oleh PT Indonesia Batubauksit Bajarau (IBB) di Kecamatan Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat sekitar. Warga yang tinggal di sekitar Sungai Kalibambang mengeluhkan tercemarnya air sungai akibat limbah bauksit, yang membuat air sungai jadi keruh sehingga mereka tidak lagi bisa menangkap ikan sebagai mata pencaharian. Warga menduga PT IBB sengaja membuang limbah ke sungai tanpa melalui proses yang semestinya
Menurut keterangan warga, kolam limbah milik perusahaan tersebut berada terlalu dekat dengan bibir sungai, sehingga rawan mencemari aliran air. Pada awal November lalu, perusahaan diduga membuka aliran pembuangan limbah langsung ke sungai. Air yang keluar bercampur dengan lumpur dan menyebabkan pendangkalan.
“Warga sempat mendokumentasikan perusahaan membuka aliran pembuangan limbah langsung ke sungai. Seharusnya limbah tersebut diproses terlebih dahulu sebelum dibuang,” ujar Tri Joko, salah seorang warga Parenggean, saat diwawancarai Kalteng Pos, Sabtu (18/1).
Tri Joko menambahkan, meskipun pada awalnya dampak pembuangan limbah tidak terlalu parah, belakangan ini perusahaan kembali melakukan hal serupa, sehingga memperburuk kondisi sungai. Akibatnya, warga yang berprofesi sebagai pencari ikan mengalami kerugian besar.
“Saat mencari ikan, bukannya dapat ikan, tapi malah lumpur yang ditemukan. Sungainya juga makin dangkal,” keluhnya.
Warga berharap PT IBB segera mengambil langkah nyata untuk menjawab keluhan mereka, baik melalui normalisasi sungai, perbaikan infrastruktur, maupun kompensasi yang layak. Dengan begitu, mereka dapat kembali menjalani kehidupan dan aktivitas ekonomi seperti sediakala.
Sementara itu, dikutip dari koran Kalteng Pos, Humas PT IBB, Budi Nugroho membantah telah melakukan pencemaran sungai. Menurutnya, kekeruhan yang terjadi di sungai Kalibambang adalah hasil dari pengerukkan untuk pendalaman dan pelebaran sungai. Pengerukan itu dilakukan atas permintaan dari kelurahan setempat.
“Air keruh itu karena ada permintaan untuk pendalaman dan pelebaran sungai. Pada saat pengerjaan, air sungai tersebut keruh,” ujarnya saat dikonfi rmasi Kalteng Pos, Sabtu (18/1).
Ia melanjutkan, sungai Kalibambang hanya memiliki lebar sekitar 2 meter dengan kedalaman sekitar 1 meter. Hal itulah yang dikeluhkan masyarakat yang berprofesi mencari ikan. Untuk mengantisipasi hal itu, maka pengerukkan sungai dilakukan.
“Surat dari desa tanggal 8 November permintaan untuk pendalaman sungai. Sebelum dilakukan pendalaman, lebarnya kurang lebih 2 meter dan kedalaman kurang lebih 1 meter. Makanya ada pengerukkan pendalaman,” imbuhnya. (ko)