kaltengonline.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Barito Timur (Bartim) Panahan Moetar mengharapkan, pada tahun 2024, kasus stunting mengalami penurunan dengan angka prevalensi mencapai 14 persen. Menurutnya, hal tersebut bisa dicapai dengan perencanaan sistematis dalam rangka pencegahan dan penanganan.
“Semua pihak yang terlibat harus aktif, terutama Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPA),” pesan Panahan dalam evaluasi rencana tindak lanjut audit kasus stunting, Senin (12/12).
Sekda memaparkan, pada tahun 2018, berdasarkan data riset kesehatan dasar, anak balita Indonesia yang mengalami stunting 30 persen. Hampir 1 dari 3 anak mengalami kekurangan gizi sejak dalam kandungan hingga usia 1.000 hari pertama kehidupan.
Dampaknya, kurangnya kemampuan kognitif rendah terhadap anak, rentan terhadap penyakit tidak menular dan akan menciptakan produktivitas rendah pada usia kerja.
Sebab itu, sambung sekda, diperlukan identifikasi risiko dan penyebab kasus stunting. Untuk kemudian diberikan rekomendasi perbaikan penanganan agar tidak kembali terjadi.
“Melalui pertemuan evaluasi yang dilaksanakan, dari laporan TPPS bisa disimpulkan untuk kita bersama-sama membahas kemajuan, hambatan, dan perbaikan,” tegas sekda. (log/ens/ko)