PALANGKA RAYA– Momen Paskah tahun ini jauh berbeda dari tiga tahun belakangan. Tak ada batasan protokol kesehatan menjadi alasan para peziarah berbondong-bondong pergi ke pemakaman umat Nasrani di Palangka Raya. Baik itu yang ada di pemakaman umum Tjilik Riwut Km 2,5 maupun Tjilik Riwut Km 12, Jumat dan Sabtu kemarin.
“Momen Paskah tahun ini banyak sekali orang berdatangan untuk berziarah tanpa harus takut tertular virus Covid-19. Masyarakat juga diperbolehkan untuk menginap di makam,”ujar Irwan, salah satu pengurus pemakaman Kristen di Tjilik Riwut Km 2,5 kepada Kalteng Pos, Sabtu (8/4).
Para pedagang bunga, lilin, dan aneka keperluan ziarah pun mendapat berkahnya. Bungabunga jenis aster, mawar dan melati serta bunga-bunga yang dirangkai sedemikian rupa berjejer di pintu masuk.
Kalteng Pos pun berbincang singkat dengan salah satu penjual bunga terlama di lokasi itu ketika momen Paskah. Bunga-bunga itu didatangkan dari Malang, Jawa Timur. Harga jual bunga bervariasi.
Ada yang Rp50 ribu sampai dengan Rp250 ribu dan untuk bunga tabur dijual dengan harga Rp5 ribu sampai Rp10 ribu.
“Bunga-bunga ini kami rangkai ketika ada pembeli, semakin banyak tangkai bunga yang digunakan maka semakin mahal pula harga yang kami berikan,” ujar Bima, pemilik Brian Florist.
Perbedaan saat pandemi dan sebelumnya tentu dirasakan para penjual bunga. Di saat pandemic, pengunjung dilarang bermalam. Saat ini, sudah boleh. Tentu , kebijakan itu memberikan dampak positif bagi penjual bunga.
“Omzet yang diterima saat pandemi sangat sedikit.
Sebelum pandemi dulu, dengan modal Rp4 juta, kita bisa mendapatkan omzet sampai Rp10 juta hingga Rp12 juta. Saat pandemi omzet bisa turun hingga setengah dari omzet sebelumnya berkisar Rp8 juta,”tutur Rian, penjual bunga lainnya. (mut/wls/ram/ko)