kaltengonline.com – Menjelang momentum Natal dan tahun baru (nataru), harga sejumlah bahan pokok penting rentan mengalami kenaikan. Seiring dengan meningkatnya intensitas pembelian, sementara stok barang terbatas, harga jual pun berpotensi naik. Pemerintah berupaya menjaga kestabilan harga sembari memastikan agar stok barang yang rentan mengalami kenaikan tetap tersedia.
Kemarin (29/11), tim satgas pangan melakukan pemantauan harga pada pasar-pasar tradisional di Palangka Raya. Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko Yuas menyampaikan, komoditas yang harganya sedikit naik adalah gula pasir, yakni dari Rp13.000 per kilogram menjadi Rp18.000 per kilogram.
“Kemudian untuk beras tertentu berbeda harga, mungkin karena dia mengambil dari pengecer ke pengecer, sehingga terjadi perbedaan harga jual. Contohnya beras SPHP, ada yang menjual Rp17.500/kilo, sebenarnya tidak boleh jual seharga itu, karena HET-nya Rp11.500/kilo,” ucapnya, Selasa (29/11).
Dia mengungkapkan, sejauh ini stok pangan untuk Nataru masih terbilang aman. Namun dengan adanya temuan-temuan terkait harga yang tidak sesuai HET, maka akan ada edukasi melalui kegiatan penambahan pasar-pasar di sekitar.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalteng Riza Rahmadi menyebut, tiga program pemerintah seperti bantuan pangan, beras SPHP, dan program beras subsidi pemerintah bekerja sama dengan Bulog berpengaruh signifikan.
”Diharapkan tiga program ini bisa menahan laju kenaikan harga beras di pasaran, karena ada pengaruh yang cukup signifikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Kalteng Budi Cahyanto juga menambahkan untuk persediaan nataru dari Bulog masih aman. “Kita juga ada bantuan pangan untuk bulan November dan Desember, sudah disiapkan stoknya kurang lebih 1.110 ton untuk seluruh wilayah Kalteng,” terangnya sembari menyebut stok pangan lainnya seperti gula sekitar 500 ton.
Sebelumnya, Yuas Elko mengatakan, berdasarkan pantauan mingguan, inflasi Kalteng berada di angka 2,51 persen dan masih termasuk dalam kategori aman secara nasional.
“Kalteng masih kategori aman, tetapi kita harus selalu waspada, khususnya untuk ketersediaan barang-barang, saya kira stok barang rata-rata cukup bertahan 3-4 bulan ke depan,” ungkap Yuas kepada Kalteng Pos, Senin (27/11).
Dikatakannya, berdasarkan pantauan seminggu terakhir, komoditas pangan yang menjadi penyumbang inflasi di Kalteng adalah cabai rawit, cabai merah, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, gula pasir, dan minyak goreng. “Minyak goreng naik lima persen, sehingga masih kategori penyumbang inflasi,” sebutnya.
Menjelang momentum nataru, Yuas meminta kepada jajaran teknis dan pemda kabupaten/kota agar tetap melaksanakan gerakan pangan murah, pemantauan harga, dan peninjauan harga di pasar oleh tim satgas pangan.
“Menjelang nataru, pemerintah melalui Bulog sudah berupaya menambah stok beras pemerintah maupun program bantuan pangan, itu dilakukan terus-menerus,” pungkasnya. (zia/dan/arb/ce/ala/ko)