Warga Harus Paham Tanggap Bencana Sejak Dini

oleh
oleh
MENERANGKAN : Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Arif saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi rawan bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Sabtu (14/6).
MENERANGKAN : Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Arif saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi rawan bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Sabtu (14/6).

PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Anggota Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Arif, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap tanggap bencana sejak dini, guna meminimalkan risiko kerugian, bahkan menyelamatkan nyawa jika bencana terjadi.

“Pengetahuan dasar ini sangat penting. Dengan pemahaman yang baik, warga bisa mencegah dampak bencana yang lebih besar,” kata Arif saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi kawasan rawan bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Sabtu (14/6).

Ia menjelaskan, masyarakat perlu memahami berbagai penyebab bencana, seperti kebakaran hutan dan lahan, kebakaran pemukiman, hingga korsleting listrik. Pemahaman ini akan menjadi bekal utama dalam melakukan pencegahan maupun penanganan awal.

“Masih ada saja yang lalai, bahkan sengaja memicu bencana. Misalnya, di musim kemarau tetap membakar lahan, padahal sudah tahu bahayanya,” ujar politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Baca Juga:  PKL Diminta Segera Pindah dari Atas Drainase di Palangka Raya

Arif juga mengapresiasi upaya BPBD yang rutin memberikan edukasi kepada masyarakat. Menurutnya, kegiatan turun langsung ke lapangan sangat efektif dalam meningkatkan kesadaran warga.

“Edukasi seperti ini perlu lebih sering dilakukan. Pemerintah harus aktif ‘jemput bola’ agar semakin banyak masyarakat yang paham cara menghadapi bencana,” ujarnya.

Ia pun mengimbau warga yang telah mengikuti sosialisasi untuk menerapkan ilmu yang didapat, sekaligus menyebarkannya kepada lingkungan sekitar

“Jangan hanya bergantung pada pemerintah. Perlu kolaborasi aktif antara warga dan pemerintah agar informasi tentang mitigasi bencana dapat tersebar merata,” tutupnya. (ham/ko)