Usut Tuntas Kasus Pembunuhan Polisi

oleh
oleh
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah Hj Siti Nafsiah
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah Hj Siti Nafsiah

kaltengonline.com – Terbunuhnya anggota Polri di kompleks Ponton mendapat perhatian banyak pihak. Termasuk wakil rakyat yang duduk di kursi DPRD Kalteng. Mereka meminta aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini, karena berkaitan dengan peredaran narkoba.

Ketua Komisi III DPRD Kalteng Siti Nafsiah mengatakan, masalah yang sedang terjadi begitu kompleks dengan melibatkan banyak pihak. Juga menyangkut gaya hidup dan pertimbangan moral.

“Karena itu, penyelesaian seharusnya secara menyeluruh dan terfokus, karena perlu melibatkan kalangan dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang, selain para pihak berwajib, perlu dilibatkan juga para ahli dalam disiplin ilmu terkait, para pemuka adat, serta masyarakat untuk memberantas peredaran narkoba,” tutur Nafsiah.

Menurutnya perlu pemetaan akar kasus ini, sehingga diagnosis lebih tepat. Bukan secara parsial. Dengan demikian bisa memutus rantai peredaran narkoba. Karena semua itu sangat terkait dengan aspek sosial, psikologi, keamanan, ekonomi, dan religi.

Mengenai keterlibatan oknum polisi yang diduga meminta jatah, kader Partai Golkar itu meminta petugas berwenang untuk mengusut tuntas hal itu.

“Demi tegaknya hukum dan wibawa institusi Polri, maka hal itu perlu diusut sampai tuntas, jangan sampai nama lembaga atau institusi hancur karena tindakan oknum-oknum tertentu,” tegasnya.

Seperti diketahui, kasus pembunuhan terhadap anggota Polri di kawasan Ponton, Kecamatan Pahandut, Palangka Raya terungkap. Beberapa terduga pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka. Kepolisian juga kembali menyisir kawasan yang dikenal dengan julukan Kampung Narkoba itu, Minggu (4/12). Pondok kayu yang diduga menjadi tempat transaksi dan konsumsi sabu dirobohkan dan dibakar.

Baca Juga:  Cek Dulu Listriknya! Ini Tips Aman Jual Beli dan Sewa Rumah

Wakapolda Kalteng Irjen Pol Ida Oetari Poernamasasi bersama perwira menengah serta ratusan anggota mendatangi lokasi terbunuhnya Aipda Andre Wibisono. Empat pondok kayu di kawasan tersebut dirobohkan dan dibakar. Dari pondok tersebut polisi menemukan bekas klip atau alat isap sabu. Diduga kawasan tersebut dijadikan lokasi pesta sabu.

Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso yang juga turun ke lokasi, menduga pondok yang dirobohkan itu merupakan tempat transaksi sekaligus tempat menggunakan sabu.

“Dengan pembakaran ini diharapkan tidak ada lagi niat untuk membangun kembali pondok serupa, karena banyak ditemui bekas klip sabu dan alat isap, disinyalir tempat ini jadi lokasi transaksi dan konsumsi sabu,” ucap Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santoso, Minggu (4/12).

Kapolresta menambahkan, enam pelaku yang sebelumnya diamankan sudah dinaikkan statusnya menjadi tersangka. Sementara beberapa pelaku lagi masih dalam pengejaran. Diduga ada satu pelaku utama di antaranya. Di kediaman pelaku utama ditemui dompet dan senjata api. Lokasinya tak jauh dari tempat kejadian perkara.

Terkait dugaan korban yang mendatangi tempat tersebut untuk meminta jatah sabu, kapolresta mengatakan bahwa sejauh ini masih dalam pendalaman pihaknya.

“Menurut keterangan saksi, sempat terjadi adu mulut, soal apa penyebabnya, masih dalam penyelidikan, perkembangan kasus akan kami informasikan,” tutur kapolresta. (irj/ce/ala)