PALANGKA RAYA-Jumat Agung tahun ini, Gereja Katedral Santa (St) Maria Palangka Raya menggelar tablo jalan salib, untuk mengenang pengorbanan Yesus menebus dosa dan menyelamatkan umat manusia.
Prosesi yang diikuti oleh umat Katolik tersebut dilaksanakan di halaman Gereja Paroki Katedral, Jumat pagi (7/4).
Tablo jalan salib ini berlangsung selama kurang lebih dua jam. Umat Katolik yang hadir saat itu begitu antusias dan khusyuk menyaksikan teatrikal mengenang kisah sengsara dan penderitaan Yesus memanggul salib menuju Bukit Golgota, hingga wafat di kayu salib demi menebus dosa-dosa umat manusia.
Tablo ini merupakan rangkaian drama yang digelar di halaman gereja. Dimulai dari kisah Yesus yang dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan yang dipimpin Pilatus, dilanjutkan perjalanan Yesus penuh penderitaan menuju Bukit Golgota sembari memanggul salib, hingga wafat di kayu salib. Tablo diakhiri dengan adegan Maria memangku jenazah Yesus setelah diturunkan dari kayu salib, lalu ditutup dengan renungan. Tablo ini diperankan oleh sekitar 20 orang dari Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Salah satu pemeran dalam tablo itu, Matius mengungkap rasa bangganya atas terlaksananya kegiatan tersebut. “Tahun-tahun sebelumnya kita dilanda pandemi, jadi kegiatan tablo ini tidak digelar, setelah pandemi mereda, tablo pada Jumat Agung bisa dilaksanakan lagi, tentu ada perasaan senang dalam hati,” jelasnya.
Sebelum tampil kemarin pagi, para pemeran telah berlatih kurang lebih sekitar tiga minggu untuk mematangkan persiapan. “Setiap jam lima sore kami kumpul di sini untuk latihan,” ucapnya.
Tablo mengisahkan tentang penderitaan Yesus dalam menyelamatkan umat-Nya, dengan memanggul salib menuju Bukit Golgota hingga akhirnya wafat di kayu salib. Hal itu disampaikan oleh Pastor Paroki Katedral St Maria Palangka Raya RD Patrisius Alu Tampu. “Dia disalibkan bukan karena berbuat salah atau dosa, tapi untuk menebus dosa-dosa manusia,” terangnya.
Pastor Patrisius mengajak umat Katolik di mana pun berada, khususnya umat Paroki Katedral untuk memaknai kisah sengsara Yesus dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada Jumat Agung.
Ia menambahkan, selain tablo yang dilaksanakan pagi hari, pada sore harinya digelar ibadah Jumat Agung yang dimulai pukul 15.00 WIB, bertempat di Gereja Katedral St Maria Palangka Raya. Dalam ibadah itu juga dilaksanakan prosesi cium salib sebagai wujud penghormatan umat Katolik atas pengorbanan Yesus bagi umat manusia, hingga rela mati di kayu salib.
Lebih lanjut dikatakan pastor, secara keseluruhan perayaan pekan suci tahun ini disambut antusias oleh umat Katolik di Kota Palangka Raya. “Umat begitu antusias sejak Minggu Palem, perayaan Kamis Putih, hingga Jumat Agung hari ini (kemarin, red). Besok (hari ini, red) masih ada perayaan yang dinamai Sabtu Suci untuk mengenang kebangkitan Yesus dari kematian, dan dilanjutkan perayaan Paskah pada hari Minggu nanti,” pungkasnya.
Di gereja berbeda, Pastor Paroki Yesus Gembala Baik (YGB) Palangka Raya Pastor Kornelis Falo SVD mengatakan, kisah sengsara bukankah imajinasi, alinkan kisah nyata yang dialami Yesus. Semua berawal dari kebencian, dendam, dan lainnya dari imam kepala, anggota mahkama, yang kemudian menginginkan Yesus mati disalibkan.
“Melalui kisah sengsara, kita merenungkan seperti apa karakter diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Apakah karakter kita seperti salah tokoh yang ada dalam kisah sengsara Yesus, isa saja seperti Pilatus, atau imam agung, atau murid Yesus,” tuturnya. (*zia/nue/ce/ala/ko)