DUA juta jemaah haji, termasuk jemaah haji dari Kalteng telah melaksanakan prosesi wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah, Selasa siang (27/6). Wukuf diawali dengan khotbah wukuf, kemudian salat Zuhur dan Asar secara bersamaan atau jamak taqdim, lalu dilanjutkan dengan doa dan zikir.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemang) Kalteng Dr H Noor Fahmi selaku tim monitoring dan evaluasi PPIH di Arab Saudi berharap jamaah haji Kalteng khususnya memanfaatkan momentum puncak ibadah haji (wukuf) untuk memperbanyak zikir, muhasabah, dan bermunajat kepada Allah Swt.
“Wukuf itu salah satu waktu yang paling mustajab. Pesan kami, selain berzikir, para jemaah disunahkan untuk memperbanyak doa untuk diri sendiri, orang tua, keluarga dan orang-orang dekat lainnya. Jangan lupa pula mendoakan Indonesia dan mendoakan Kalteng akan makin maju dan selalu mendapatkan keberkahan dari Allah Swt,” ucapnya.
Karena kondisi cuaca di Arafah cukup ekstrem mencapai 43 derajat Celsius, Kakanwil mengimbau seluruh petugas haji untuk terus memperhatikan jemaah haji, terkhusus jemaah lansia, agar mereka tetap berada di dalam tenda, sehingg bisa menghindari paparan langsung sinar matahari.
“Terus jaga kesehatan jemaah, karena masih banyak rangkaian ibadah haji yang harus dilakukan,” ucap Kakanwil usai mengikuti prosesi wukuf bersama Amirul Hajj, yakni Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.
Sementara, ketua kloter 6 Banjarmasin Ahmad Farichin mengatakan, proses wukuf dilaksanakan di dalam tenda, karena kondisi cuaca di Arafah cukup ekstrem.
“Alhamdulillah semua jemaah kloter 6 embarkasi Banjarmasin sudah melaksanakan wukuf, informasi dari petugas TKHI, tiga jemaah kami yang sakit sudah disafariwukufkan,” bebernya.
Lebih lanjut ia mengatakan, secara umum jemaah haji kloter 6 embarkasi Banjarmasin dari Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, Kapuas, dan Sukamara dalam kondisi sehat dan semuanya bisa mengikuti prosesi puncak haji. Untuk jemaah kloter 6, khotbah wukuf di tenda utama disampaikan oleh ketua kloter atau TPHI, Achmad Farichin, dengan imam dan pemimpin zikir serta doa adalah TPIHI/pembimbing ibadah, Taufikurrahman.
Di tenda kedua, yang bertindak sebagai khatib dan imam adalah guru Ahmad Gazali, sedangkan pemimpin zikir dan doa adalah guru Syahrun.
Ketua kloter 5 embarkasi Banjarmasin, Mulyono mengatakan, jemaah yang dipimpinnya telah melaksanakan wukuf di Arafah sejak pukul 12.24 waktu Arab Saudi (WAS), diawali dengan Salat Zuhur dan Asar jamak qasar di dua tenda.
“Melalui petugas pembimbing ibadah, kami terus mengimbau jemaah memanfaatkan momentum wukuf di Arafah untuk memperbanyak istigfar, zikir, dan membaca Al- Qur’an,” ucapnya.
H Ardiansyah selaku ketua kloter 3 embarkasi Banjarmasin mengatakan, sebanyak 328 jemaah haji kloter 3 yang berasal dari Kabupaten Kapuas melaksanakan wukuf di Arafah dengan mendengarkan khotbah wukuf yang disampaikan pembimbing ibadah, H Misbah.
“Alhamdulillah, prosesi wukuf berjalan lancar dan jemaah siap menuju Muzdalifah,” tuturnya.
Ketua kloter 4 embarkasi Banjarmasin, Elly Saputra mengungkapkan, kelompok jemaah haji yang dipimpinnya terdiri dari jemaah haji asal Kabupaten Barito Selatan dan Kotawaringin Timur, melaksanakan wukuf di arafah dengan khatib untuk jemaah laki-laki adalah pembimbing ibadah/TPIHI, Aspahani. Sedangkan untuk jemaah perempuan, petugas khatibnya dari PHD Kabupaten Barsel, Muhammad Sibawaihi.
“Alhamdulillah secara keseluruhan jemaah kloter 4 embarkasi Banjarmasin dalam keadaan sehat. Akan tetapi, ada satu jemaah kami yang disafariwukufkan,” bebernya.
Jemaah haji kloter 7 embarkasi Banjarmasin dari Kabupaten Barito Utara, Pulang Pisau, Murung Raya, Kapuas, Seruyan, Gunung Mas, dan Barito Selatan juga telah melaksanakan wukuf di Arafah dengan khatib Madiansyah, Imam PHD Umum M. Ridho Ansari, dan Bilal Ahmad Fauzi.
Sedangkan jemaah haji kloter 18 embarkasi Banjarmasin yang merupakan kloter gabungan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, melaksanakan wukuf di Arafah dengan khatib H Muhdianoor Hadi.
Usai wukuf di Arafah, sesuai jadwal yang telah diatur maktab, jemaah haji Kalteng secara bergiliran sesuai kloter masing-masing, mulai bergerak menuju Muzdalifah untuk mabid atau singgah hingga tengah malam dan mengambil batu kerikil untuk keperluan lempar jamrah. Di Muzdalifah, jemaah akan menunggu sejenak hingga lewat tengah malam, selanjutnya menuju Mina, kemudian ke Jamarat untuk lempar jamrah aqobah pada 10 Zulhijah atau 28 Juni. (ko)