Kaltengonline.com – Willy Midel Yoseph (WMY) yang selama ini dikenal sebagai tokoh sederhana kembali menunjukkan sikapnya yang tak pernah berjarak dengan rakyat. Hal itu bisa dilihat saat WMY menggelar silaturahmi sembari ngobrol politik (ngopi), bertukar pikiran, dan menampung aspirasi dari tukang ojek, buruh panggul pelabuhan, tukang getek, hingga tokoh masyarakat dan agama.
Acara itu dilangsungkan di warung simpang empat dermaga, Puruk Cahu. Warga sekitar yang melihat kedatanganya itu, senang bisa bertemu WMY. Satu persatu dari mereka menyalami lalu bertegur sapa dan menanyakan kabar. Mantan bupati Mura dua periode itu benar – benar dekat dengan rakyat. Dalam hitungan menit, warung yang terletak persis ditepi perempatan tersebut, penuh. Tidak hanya dari para buruh panggul, tukang ojek, tukang getek. Tetapi warga yang hendak ke pasar, berhenti untuk minta foto bareng.
“Ayo., siapa yang belum sarapan silakan pesan makan. Begitu juga yang suka ngopi, pesan. Biar kita ngopi bareng pagi ini,” celetuk WMY.
Obrolan santai pun mulai mengalir. Mantan Ketua NU Kabupaten Mura, H Rahmadi mengungkapkan bahwa WMY adalah sosok nasionalis. “Saya sudah lama kenal beliau ini. Dan beliau tidak membeda bedakan dari agama maupun suku. Salah satu contoh, saat dirinya jadi Bupati. Beliau membangun Masjid Agung nan megah, dan rumah ibadah lainya sesuai dengan porsi umatnya. Rasa adil itu lah membuat kita nyaman dan sejuk,” ungkap H Rahmadi.
Selanjutnya, Syahran perwakilan dari buruh di Pelabuhan, memanfaatkan kehadiran WMY untuk menyampaikan keprihatinanya mengenai kondisi Pelabuhan yang sudah tidak layak.
Disela acara santai tersebut, legislator kelahiran Puruk Cahu itu,menjelaskan statusnya anggota DPR RI, bertugas di komisi VII. Dengan lingkup tugas di bidang energi, riset dan teknologi dan lingkungan hidup.
Sebagai wakil rakyat saya perlu menyampaikan dan melaporkan pekerjaan untuk kalian semua. Bahwa saat ini kami dari komis VII mendorong percepatan pemerataan listrik di Kalimantan Tengah.
“Ada program BPBL (Bantuan Pasang Baru Listrik), LisDes (Listrik Masuk Desa), kemudian penerangan jalan umum dan sebagainya,” terangnya.
Untuk di Kabupaten Mura sudah terpasang 872 titik BPBL di lima kecamatan. Sementara jumlah untuk Kalimantan Tengah tahun 2023 sebanyak 5200 titik .“Jika bisa terealisasi untuk tahun 2024, kami akan melistriki di 165 desa dengan anggaran 1,1 triliun,” imbuhnya.
“Untuk keluhan saudara Syahrani. Nanti akan saya sampaikan kepada Bupati dan Ketua DPRD.kenapa demikian, karena persoalan pelabuhan masih ranah pemerintah daerah,” tutupnya. (and)