Banjir Kota Terparah

by
by
EVAKUASI KORBAN BANJIR: Sertu Kasan Nudin, Babinsa Kelurahan Palangka, Koramil 1016-01 Palangka Raya mengevakuasi lansia bernama Djangkan yang terjebak banjir di rumahnya, Jalan Mendawai Ujung, Sabtu (19/11).

“Kondisi Kalteng sekarang ini yang paling parah di Palangka Raya”

Falery Tuwan, Kepala BPB-PK Provinsi Kalteng

kaltengonline.com – Seiring tingginya intensitas hujan beberapa hari terakhir, banjir kembali melanda. Sejauh ini, ibu kota Provinsi Kalteng menjadi daerah dengan banjir terparah. Meluapnya Sungai Rungan dan Sungai Kahayan menyebabkan puluhan ribu jiwa pada empat kecamatan di Kota Palangka Raya terdampak banjir musiman ini (data lengkap lihat di tabel).

Berdasarkan laporan terbaru Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng terkait data kabupaten/kota se-Kalteng yang terdampak banjir per Minggu (20/11), total ada lima kabupaten/kota yang masih terdampak banjir, dengan wilayah terparah di Palangka Raya.

Kepala BPB-PK Provinsi Kalteng Falery Tuwan mengatakan, di wilayah barat Kalteng masih terdapat dua kabupaten yang mengalami banjir, tapi tidak separah di Kota Palangka Raya. Karena sebagian daerah yang sebelumnya terdampak, banjir mulai menyurut.

“Seperti di Sukamara dan Kobar, ada tiga kecamatan yang sudah surut. Wilayah Palangka Raya yang mulai naik, hari ini (kemarin, red) puncaknya. Tadi kami barusan dari lapangan dengan Pak KH 1, Kadinsos, Kasatpol PP, Dinkes juga, kami pantau langsung, ternyata tinggi muka air naik dibandingkan kemarin. Hasil pantauan kami, hari ini yang paling tinggi (debit air) untuk Kota Palangka Raya,” beber Falery kepada Kalteng Pos, Minggu (20/11).

Falery mengatakan, bencana banjir yang menimpa sejumlah wilayah ditangani oleh BPBD masing-masing kabupaten/kota atas instruksi kepala daerah masing-masing.

“Kami dari provinsi sifatnya hanya mem-back up apa saja yang mungkin bisa kami support. Yang bisa kami bantu, kami lakukan. Contohnya kami bantu peralatan, bantu relawan, dan lain-lain yang sifatnya mendesak dan harus dilaksanakan segera,” ujarnya.

Saat ini, ujar Falery, daerah yang sebelumnya mengalami banjir cukup parah seperti Kapuas, tepatnya pada ruas jalan di Muroi yang menjadi lalu lintas Palangka Raya menuju Buntok sudah mulai surut. Justru banjir masih bertahan di wilayah Kota Palangka Raya. Bahkan cenderung naik debit airnya. “Jadi kondisi Kalteng sekarang ini yang paling parah di Palangka Raya,” ujarnya.

Falery mengakui, khusus untuk daerah barat Kalteng yang beberapa waktu lalu menjadi daerah dengan banjir terparah, justru sudah mulai mengalami penyurutan, meski belum sepenuhnya.

Terkait status penanganan banjir, Falery mengatakan, tidak ada penaikan status. Bahkan beberapa wilayah mengalami penurunan status karena berangsur pulih kondisinya.

“Status penanganan banjir tetap ya, untuk provinsi. Malah ada yang ditingkatkan ke status transisi, dari yang sebelumnya tanggap darurat ke transisi,” tuturnya. “Palangka Raya malah naik menjadi tanggap darurat,” tambahnya.

Dikatakan Falery, dalam upaya membantu penanganan banjir di daerah-daerah, pihaknya terus mengecek tim penanganan banjir yang ada di kabupaten/kota untuk mengoordinasi data-data dan penanganan yang belum terpenuhi.

“Misalnya penanganan apa saja yang belum terpenuhi, seperti perahu dan lainnya, nanti kami penuhi, kan perahu dibutuhkan untuk evakuasi warga, dari pemprov akan kita support nanti,” tandasnya.

Banjir yang terus meninggi, memaksa sebagian warga mengungsi ke posko bencana yang disiapkan pemerintah. Sejauh ini ada dua posko yang dibangun. Di posko KNPI, ada 64 jiwa 22 kepala keluarga (KK). Sedangkan posko pengungsi Jalan Pelatuk, ada 25 jiwa, 9 KK. Makin tingginya debit air saat ini mendorong Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya Emi Abriyani bersama Lurah Langkai Sriwati turun ke lokasi untuk membantu mengevakuasi warga.

Tim relawan menerobos banjir sedalam 80 cm, membawa tandu menuju rumah warga di Jalan Ahmad Yani, Gang Sepakat. Sesampai di rumah warga yang berada di pinggir Sungai Kahayan itu, tim kesehatan dari Puskesmas Marina Permai langsung melayani pemeriksaan kesehatan. Kemudian warga tersebut dievakuasi oleh tim relawan gabungan.

“Tadi kami evakuasi warga bernama Hermen Anton (67), kami evakuasi ke RSDS Doris Sylvanus atas permintaan keluarga, karena beliau mengidap penyakit jantung,” ucap Emi.

Ada kemungkinan debit air terus mengalami peningkatan, mengingat curah hujan masih cukup tinggi. Ketinggian air mengalami sedikit kenaikan hingga 5 cm.

“Untuk debit air dari kemarin hingga sekarang memang ada kenaikan, tapi tidak terlalu tinggi, kami tetap imbau warga yang rumahnya sudah terendam agar segera mengungsi, BPBD dan relawan siap menjemput ke tempat pengungsian yang sudah disediakan,” ucapnya.

Leave a Reply