PALANGKA RAYA-Kemiskinan ekstrem masih menjadi masalah di Kota Palangka Raya yang harus diselesaikan. Situasi ini disebabkan oleh rendahnya pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan dasar seperti makanan yang bergizi, fasilitas kesehatan, layanan pendidikan, dan tempat tinggal.
Anggota DPRD Kota Palangka Raya dan Ketua Komisi C Bidang Kesejahteraan Rakyat, M Hasan Busyairi, menjelaskan pihaknya mendapatkan informasi dari Dinas Sosial tentang sejumlah penduduk Kota Palangka Raya yang saat ini terdaftar sebagai penderita kemiskinan ekstrem dalam proses pendataan.
“Kemiskinan ekstrem di Kota Palangka Raya telah terjadi sejak tahun 2019 hingga 2021, terutama disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang membuat sebagian warga enggan bekerja karena takut terpapar virus,” ujarnya.
Busyairi menjelaskan bahwa selama tahun-tahun pandemi Covid-19, banyak penduduk Kota Palangka Raya tak bisa bekerja, yang pada akhirnya meningkatkan angka kemiskinan ekstrem di kota tersebut.
“Ketika pandemi Covid-19 melanda, tidak hanya bekerja, bahkan beberapa warga Kota Palangka Raya takut untuk keluar rumah karena khawatir tertular virus yang berbahaya,” katanya.
Namun saat ini, menurut Ketua Komisi C, upaya untuk mengurangi kemiskinan ekstrem telah dimulai dengan memberikan berbagai stimulus oleh Pemerintah Kota, yang mengalokasikan Anggaran Darurat (BTT) untuk situasi mendesak, seperti yang terjadi selama pandemi Covid-19 sebelumnya.
Dalam anggaran untuk tahun 2024, salah satu tujuan utamanya adalah memberikan dukungan kepada masyarakat agar dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi, terutama di Kota yang indah ini. Pihak berharap bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sehingga permasalahan kemiskinan dapat dikurangi.
“Untuk saat ini, sudah ada bantuan yang diberikan, termasuk pelaksanaan pasar pangan murah secara serentak yang bertujuan untuk membantu masyarakat dan mengurangi beban kemiskinan di masa depan. Hal ini dilakukan mengingat bahwa pandemi Covid-19 telah berakhir,” ungkapnya. (ko)