PALANGKA RAYA– Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) memang menghadapi tantangan besar dari dua bencana utama, yaitu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta banjir, yang terjadi hampir setiap tahun.
“Dampak dari bencana ini sangat luas, mulai dari kerusakan lingkungan, kesehatan masyarakat, hingga kelumpuhan perekonomian lokal yang berisiko meningkatkan angka kemiskinan,”ucap Kepala PElaksana BPBPK Kalteng, Ahmad Toyib.
Dikatakanya, rencana Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Post-Disaster Needs Assessment/PDNA) sangat diperlukan guna mengidentifikasi dampak bencana, yaitu melakukan penilaian komprehensif terhadap kerugian dan kerusakan yang dialami sektor-sektor penting seperti infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi masyarakat.
Menyusun langkah-langkah strategis untuk memulihkan kondisi daerah, baik fisik maupun sosial-ekonomi, secara berkelanjutan. Kemudia mendukung perencanaan dan penganggaran yang lebih baik, termasuk mengusulkan program pemulihan berbasis kebutuhan nyata.
“Hasil pengkajian dapat menjadi acuan untuk memperkuat kapasitas daerah dalam mengantisipasi bencana berikutnya, termasuk membangun infrastruktur tahan bencana dan melibatkan masyarakat secara aktif,”ucapnya.
“Dengan pelaksanaan PDNA yang sistematis, Kalteng dapat memitigasi risiko dampak bencana di masa depan, memastikan pemulihan lebih cepat, serta menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat,”ucapnya. (ko)