Palangka Raya, kaltengonline – Baru baru ini, jajaran Komisi III DPRD Kota Palangka Raya melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru. Pihaknya membahas berbagai hal, termasuk pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Banjarbaru.
Karena pelaksanaan program MBG dinilai baru dan semua butuh persiapan lebih matang, kedua daerah ini sama-sama masih meraba dan meramu pelaksanaan program supaya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Di Kota Palangka Raya sendiri, pelaksanaan program Makan Bergizi (MBG) masih dalam tahap menunggu petunjuk teknis (juknis) resmi dari pemerintah pusat. Program yang diinisiasi langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) ini bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, khususnya anak-anak, sekaligus mendukung perekonomian daerah.
Wakil Ketua I Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Dede Ardiansyah, mengapresiasi terhadap program tersebut. Menurutnya, program MBG merupakan langkah positif yang patut didukung penuh.
Namun, ia mengakui, sebagai program baru, MBG masih memiliki beberapa kekurangan yang harus dievaluasi dan diperbaiki. Dede menekankan pentingnya juknis dari pemerintah pusat sebagai acuan dalam pelaksanaan program ini.
“Juknis sangat penting karena menentukan siapa saja stakeholder yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program ini. Tanpa juknis yang jelas, implementasinya akan sulit dilakukan, apalagi program ini melibatkan banyak pihak,” katanya saat dihubungi Kalteng Pos via telepon, Selasa (21/1).
Dede juga menyoroti tantangan dalam pengawasan pelaksanaan program MBG. Ia berharap pengawasan tidak hanya berfokus pada distribusi makanan, tetapi juga pada kualitas, kandungan gizi, dan menu yang disajikan.
“Program ini menggunakan anggaran yang sangat besar, sekitar Rp71 triliun, dengan target 19 juta penerima manfaat. Tahun ini targetnya baru 40%, tetapi diharapkan bertahap hingga 2025 bisa mencapai 100%. Karena itu, pengawasan sangat penting agar program ini tidak hanya sekadar menyediakan makan gratis, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata terhadap peningkatan gizi anak-anak,” jelasnya.
Selain aspek teknis, Dede menyoroti pentingnya keterlibatan pengusaha lokal dalam pelaksanaan program MBG. Menurutnya, keterlibatan usaha daerah akan memberikan dampak positif pada perekonomian lokal.
Dede optimistis program MBG dapat memberikan manfaat besar jika pelaksanaannya diawasi dan terus diperbaiki. Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat agar memahami bahwa program ini dilaksanakan secara bertahap. (ham/ans/ko)