Supaya Tetap Beroperasi di Tengah Perkembangan Zaman
Sampit, kaltengonline – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor, tengah berupaya untuk mengembangkan Bandara Haji Asan Sampit. Menurut bupati, pengembangan bandara tersebut menjadi sangat penting agar dapat tetap beroperasi di tengah perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi kemungkinan pembatasan operasional pesawat klasik
“Saat ini, bandara kita hanya mampu menampung pesawat jenis klasik, seperti Boeing 737- 500. Jika pesawat jenis ini dilarang beroperasi oleh Kementerian Perhubungan, kita perlu memikirkan langkah selanjutnya agar bandara ini tetap dapat berfungsi,” ujarnya, belum lama ini.
Pemkab Kotim telah beberapa kali bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Perhubungan, untuk menyuarakan pentingnya proyek ini. Bahkan Bupati Halikinnor secara langsung terlibat dalam upaya tersebut.
Saat ini Bandara Haji Asan Sampit hanya bisa melayani pesawat dengan kapasitas seperti Boeing 737 seri 500, yang usianya semakin tua dan jumlahnya semakin terbatas. Seiring berjalannya waktu, banyak pesawat jenis tersebut yang diperkirakan akan dihentikan operasinya
“Kami berharap, meskipun pesawat seperti itu sulit ditemukan lagi, kita masih bisa memaksimalkan potensi yang ada dengan mengupayakan maskapai lain seperti TransNusa atau Susi Air,” katanya.
Pemkab Kotim melalui kajian bersama Universitas Brawijaya pada 2023, juga menilai bahwa Bandara Haji Asan Sampit memiliki potensi besar dalam meningkatkan layanan penerbangan. Kotim sendiri merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Kalimantan Tengah. Yaitu lebih dari 440.000 jiwa, dan memiliki potensi ekonomi yang terus berkembang, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit dan pertambangan
“Sebagai pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah, pengembangan bandara ini sangat penting untuk mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat,” jelas Bupati Kotim
Seiring dengan hal tersebut, Pemkab Kotim juga telah memulai proses pembebasan lahan untuk memindahkan gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) guna pelebaran runway. Langkah ini merupakan bagian dari pengembangan bertahap Bandara Haji Asan Sampit, yang sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan.
Halikinnor mengatakan, salah satu fokus utama dalam pengembangan bandara adalah memperpanjang dan memperlebar runway, serta meningkatkan kapasitas Pavement Classification Number (PCN) agar dapat menampung pesawat yang lebih besar
“Untuk saat ini, pemindahan gedung PKP-PK sangat mendesak agar pesawat besar bisa manuver dengan aman di runway yang ada,” pungkasnya. (mif/ens/ko)