Bank Sampah Jekan Mandiri Punya 238 NasabahBank sampah merupakan salah satu rekayasa sosial untuk mengajak masayarakat agar tidak lagi membuang sampah sembarangan. Masyarakat diajak sekaligus diedukasi untuk telaten dalam memilah dan mengumpulkan sampah rumah tangga.
Bank sampah juga merupakan strategi Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya dalam upaya pengelolaan sampah berbasis 3R; reuse (menggunakan sampah-sampah yang masih bisa digunakan atau bisa berfungsi lagi), reduce (mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan atau memunculkan sampah), dan recycle (mengolah kembali sampah atau daur ulang menjadi suatu produk atau barang yang bermanfaat).
Salah satu bank sampah yang Kalteng Pos kunjungi adalah Bank Sampah Jekan Mandiri yang terletak di Jalan G Obos XII. Bank sampah ini berada di bawah pengawasan UPTD Pengelolaan Sampah Terpadu Kecamatan Jekan Raya. Bank Sampah Jekan Mandiri memiliki moto; Rutik Gin Tau Jadi Duit, yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti sampah saja bisa jadi duit.
Kepala Subbagian TU UPTD Pengelolaan Sampah Terpadu Kecamatan Jekan Raya Maria Edi Jatiwirawati menjelaskan, bank sampah merupakan suatu sistem pengelolaan sampah kering secara kolektif, dengan mendorong masyarakat untuk ikut berperan aktif di dalamnya.
Bank sampah akan menampung, memilah, dan menyalurkan sampah bernilai ekonomis pada pasar (pengepul/lapak), sehingga masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari menabung sampah.
nya.MariaBank Sampah Jekan Mandiri dibangun sejak 2018. Saat ini sudah ada 238 nasabah, dengan jumlah pengurus sebanyak 14 orang. Nasabahnya dari warga sekitar, pemulung, instansi pemerintah, perusahaan swasta, maupun sampah-sampah dari sekolah. “Maka dari itu kami mengajak masyarakat untuk memilah sendiri sampah, sampah yang bernilai ekonomis bisa dikumpulkan dan disetor ke bank sampah,” ajaknya.
Maria pun menjelaskan mekanisme menabung di bank sampah. Dikatakannya, sebelum dibawa ke bank sampah, nasabah mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga sesuai jenis. Di bank sampah nanti, tabungan sampah itu akan ditimbang oleh petugas, kemudian dicatat oleh petugas pada buku tabungan anggota/nasabah sesuai berat dan jenis sampah. “Tabungan itu bisa diambil langsung, tapi bisa juga ditabung dahulu dan diambil saat jumlah uang yang terkumpul sudah banyak,” terangnya.
Sampah yang ditabung warga biasanya bermacam-macam. Ada kardus, koran, kertas, buku sekolah bekas, seng, besi, aluminium, kaleng, dan botol kemasan. “Lebih banyak warga yang menabung kardus, kaleng, botol kemasan, gelas kemasan, dan kertas,” tuturnya.
Selain menabung sampah, lanjut Maria, ada aktivitas lain yang dilakukan pengelola Bank Sampah Jekan Mandiri. Seperti sosialisasi bank sampah kepada masyarakat, serta mencari dukungan dan menjalin kerja sama dengan sektor perbankan, swasta, lembaga lainnya, maupun pemerintah daerah.
“Dengan adanya bank sampah ini dapat menambah penghasilan masyarakat, juga bisa mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA, menumbuhkan kesadaran, kemandirian, sekaligus mengedukasi masyarakat agar dapat mengelola sampah rumah tangga secara bijak tanpa tergantung dengan pemerintah,” ungkap Maria. (ram/ce/bersambung/ko)